Catatan Bintang

aku, langit malam, dan tasbih bulan bintang :)

Ketahuilah : "aku hanya wanita biasa.."

Kepadamu yang akan menjadi pendampingku kelak..

Terimakasih karena telah memilihku di antara ribuan bidadari di luar sana yang siap untuk kau pilih..

Padahal kau begitu tahu, aku hanya wanita biasa, yang sangat jauh dari sempurna.

Karenanya ku ingin kau tahu, aku bukan wanita yang sempurna, aku begitu banyak kekurangan. Maka ketahuilah..

Kepadamu yang akan memilihku kelak..

Aku tak sebijak bunda Khadijah..

Karenanya ku ingin kau tahu, aku bisa saja berbuat salah dan begitu menyebalkan.

Maka ku mohon padamu, bijaklah dalam menghadapiku, jangan marah padaku, nasihati aku dengan hikmah, karena bagiku kaulah pemimpinku, tak akan berani ku membangkang padamu..

Duhai kau yang telah memilihku kelak..

Ingatlah, tak selamanya aku dapat tampak cantik di matamu, ada kalanya aku akan begitu kusam dan jelek.

Mungkin karena aku begitu sibuk berjibaku di dapur, menyiapkan makan untuk kau dan malaikat-malaikat kita nanti -insya’Allah-.

Maka aku akan tampak kotor dan berbau asap.

Atau karena seharian ku harus membenahi istana kecil kita, agar kau dan malaikat kita dapat tinggal dengan nyaman dan sehat.

Maka mungkin aku tak sempat berdandan untuk menyambutmu sepulang bekerja..

Ataukah kau akan menemukanku terkantuk-kantuk saat mendengar keluhan dan ceritamu, bukan karena aku tak suka menjadi tempatmu menumpahkan segala rasamu, tapi karena semalam saat kau tertidur dengan nyenyak, aku tak sedetikpun tertidur karena harus menjaga malaikat kecil kita yang sedang rewel, dan ku tau kau letih mengais rezeki untuk kami maka tak ingin ku mengusik sedikit pun lelapmu..

Jadi jika esok pagi kau mendapatiku begitu letih dan ada lingkaran hitam di mataku,maka tetaplah tersenyum padaku, karena kau adalah kekuatanku..

Padamu yang menjadi nahkoda dalam hidupku kelak..

Ketahuilah, aku tak sesabar Fatimah,

Ada kalanya kau akan menemukanku begitu marah, menangis dan tak terkontrol, bukan karena ku membangkang padamu, tapi aku hanya wanita biasa, aku juga butuh tempat untuk menumpahkan beban di hatiku, tempat untuk melepaskan penatku, dan mungkin saat itu aku tak menemukanmu, atau kau begitu sibuk dengan pekerjaanmu..

Maka bersabarlah, yang ku butuhkan hanya pelukan dan belaianmu..

Karena bagiku kau adalah tetesan embun yang mampu memadamkan segala resahku..

Ataukah ada kalanya tanganku akan mencubit dan memukul pelan si kecil karena lelah dan penatku di tambh rengekannya yang tak habis-habisnya.

Sungguh bukan karena ku ingin menyakitinya, tapi kadang aku kehabisan cara untuk menenangkan hatinya..

Maka jangan membentakku karena telah menyakiti buah hati kita, tapi cukup kau usap kepalaku, dan bisikkan kata sayang di telingaku, karena dengan itu ku tau kau selalu menghargai semua yang ku lakukan untuk kalian, dan kau akan menemukanku menangis menyesali perlakuanku pada malaikat kita, dan aku akan merasakan ribuan kali rasa sakit dari cubitan yang ku berikan padanya, dan aku akan berjanji tak akan mengulanginya lagi..

Padamu yang menjadi imam dalam hidupku kelak..

Ketahuilah, aku tak secerdas Aisyah..

Maka jangan pernah bosan mengajariku, membimbingku ke arah-Nya, walau kadang aku begitu bebal dan bodoh, tapi jangan pernah letih mengajariku..

Jangan segan membangunkanku di sepertiga malam untuk bersamamu bermunajat pada Kekasih yang Maha Kasih..

Jangan letih mengingatkanku untuk terus bersamamu mendulang pahala dalam amalan-amalan sunnah..

Bimbing tanganku ke Jannah-Nya, agar kau dan aku tetap bersatu di dalamnya..

Padamu yang menjadi kekasih hati dan teman dalam hidupku..

Seiring berjalannya waktu, kau akan menemukan rambutku yang dulu hitam legam dan indah, akan menipis dan memutih.

Kulitku yang bersih akan mulai keriput. Tanganku yang halus akan menjadi kasar.. Dan kau tak akan menemukanku sebagai wanita cantik, yang kau khitbah puluhan tahun yang lalu.. Bukan wanita muda yang selalu menyenangkan matamu..

Maka jangan pernah berpaling dariku.. Karena satu yang tak pernah berubah, bahkan sejak dulu akan terus bertambah dan kian membuncah, yaitu rasa cintaku padamu..

Ketahuilah.. Tiap harinya, tiap jam, menit dan detiknya, telah aku lewati dengan selalu jatuh cinta padamu..

Maka, cintailah aku, dengan apa adanya aku..

Jangan berharap aku menjadi wanita sempurna..

Maafkan aku karena aku bukan putri..

Aku hanya wanita biasa..


Sumber : http://www.oaseimani.com/aku-hanya-wanita-biasa.html

Karena ku tau, agamaku akan sempurna hanya bersamamu...

Bismillaah…

Mengajak untuk menanti jodoh dengan sabar

Karena ku tahu, agamaku hanya akan sempurna bersamamu…

Tapi, masih tetap sempurnahkah agamaku, jika tak ada lagi ketaqwaan disana?

Cinta, siapa di dunia ini yang tak pernah merasakannya?

Kami pernah…

Kami yakin dia juga pernah…

Kau juga pernah…

Merekapun juga pernah…

:: Inilah Cinta ::

Begitu banyak defenisi tentang cinta. Tidak ingin mengajarimu tentang pengertian cinta. Terserah, seperti apa ingin kau defenisikan cinta.Karena, kami sendiripun tidak dapat mendefenisikannya, hanya dapat merasakan…

Ketika kami dapati sepasang suami istri, pada pusat pembelanjaan. Membawa tiga orang anak-anaknya yang begitu lucu. Senang dengan cara orang tuanya yang menutup tubuh anak-anaknya dengan pakaian yang begitu syar’i. Kagum. Kamipun ingin cinta seperti itu…

Atau ketika mendengar cerita tentang kegigihan sepasang suami istri dalam mempertahankan cinta murninya yang berlandaskan kecintaan pada Allah, keimanan yang begitu besar. Maka kami juga ingin cinta seperti itu…

Kami ingin, dan selalu ingin. Bahkan mungkin tak perlu kau tanya lagi seberapa besar keinginan kami…

Kami mengakui kami ini lemah. Sebesar apa kekuatan kami tanpa seorang imam?

Ketika dunia kadang memojokkan kami, dengan segala alasan menentang keberadaan kami. Mencari-cari alasan apa saja yang bisa. Sebentang kain yang kami pakai karena mematuhi perintah Allah, bisa dijadikan lelucon bagi mereka. Belum lagi, masalah sepele kaos kaki hitam ini, itu pun bisa dijadikan lelocon mereka. Kadang dengan hal sepele ini saja, datang rasa rindu kami pada seorang imam…

Menanti lagi dengan penuh harap. Kapan dia datang.

:: Keterpojokan Itu Mulai Datang ::

Ketika dalam suatu acara keluarga, mereka para sepupu yang datang dan mengenalkan “kekasihnya” pada keluarga. Ternyata malah kami yang banyak mendapat pertanyaan, “kapan mau mengenalkan kekasihmu pada keluarga?”

Atau ketika dalam suatu acara keluarga lagi. Ada kesenjangan cinta antara dua orang tadi. Kamipun dijadikan tempat argumentasi mereka lagi, ”makanya kenali dulu sifatnya benar-benar sebelum menikah, biar tidak menyesal nantinya”

Apakah bagi mereka waktu selama itu tidak cukup untuk saling mengenal? Bertahun- tahun. Tapi tidak mendapatkan hasil.

Pernah juga kami dapati seseorang berkata seperti ini pada kami, “jangan banyak memilih, nanti malah tidak ada yang jadi sama sekali”.

Benarkah argumentasi seperti itu?

Kami ingin membantahnya. Bukankah nasehat itu sudah jelas?

Kita hanya dilarang menolak seseorang yang datang dengan keimanan.

:: Tapi Kadang Harapan Itupun Juga Berguguran ::

Suatu kisah yang begitu menyayat hati. Ketika pada suatu saat kami dapati seorang istri yang begitu serius menceritakan aib suaminya pada wanita-wanita lain. Bahkan menjadikannya sebagai suatu gurauan yang perlu dijadikan tertawaan yang begitu lucu. Astaghfirullah begitu miris melihatnya. Menjatuhkan derajat suami sendiri dihadapan orang lain. Entah apa yang ada dipikirannya.

Atau ketika kami melihat seorang istri yang sedang memarahi suaminya.

Astaghfirullah, suaranya begitu lantang. Memecahkan kesunyian. Memarahi suami tanpa ada rasa hormat sama sekali. Bahkan tega ketika semua orang harus mengetahui kesalahan suaminya itu. Dengan kata-kata yang kasar pula, padahal sang suami hanya diam saja.

Ada pula sepasang suami istri yang berantem tanpa memperdulikan tetangga-tetangganya. Teriak sana teriak sini, melontarkan kata-kata yang tak semestinya, bukan melontarkan kata-kata orang yang sedang jatuh cinta.

Allahul Musta’an…

Inikah pernikahan?

Inikah yang kau nanti-nanti itu?

Kenapa cinta yang awalnya begitu manis, menjadi pahit seperti itu?

Ukhti…, disinilah saatnya kita memahami. Mungkin inilah alasan mengapa Allah sampai saat ini belum mempertemukan engkau dengan seseorang yang kau nanti.

Allah menginginkan engkau menjadi wanita yang paling sholehah di kehidupan suamimu kelak.

Allah memberikan waktu kepadamu sebelum kau menemukan jodohmu untuk mempelajari hak dan kewajiban yang mesti kau pahami.

Lalu, bukankah ini semua nikmat..?

Mari belajar dari Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwalid. Belajar dari ketaatannya pada suami. Belajar tentang bagaimana seorang istri mulia yang begitu percaya pada suaminya. Belajar dari sikap lemah lembutnya, sehingga sang suamipun bisa tenang berada di dekatnya.

Belajar pula pada Fatimah binti Muhammad. Dia rela hidup dalam kefakiran untuk mengecap manisnya iman bersama ayah dan suaminya tercinta. Dia korbankan segala apa yang dimilikinya demi membantu menegakkan agama suaminya. Wanita yang penyabar, taat beragama, baik perangainya, cepat merasa puas dan selalu bersyukur pada apa yang dimiliknya.

Atau Maryam binti Imran. Merupakan lambang wanita yang menjaga kehormatnan dirinya dan taat beribadah kepada Rabbnya. Beliau rela mengorbankan masa remajanya untuk bermunajat mendekatkan diri kepada Allah, sehingga Allah memberinya hadiah istimewa seorang Nabi dari rahimnya tanpa bapak.

Lalu pada Asiyah binti Muzahim. Betapa besar pun kecintaan dan kepatuhannya pada suami,ternyata dihatinya masih tersedia tempat tinggi yang dia isi dengan cinta sepenuh pada Allah dan Rasul-Nya. Syurga menjadi tujuan akhirnya.

Atau pada wanita-wanita mulia lainnya.

Semua ini bukan hanya nasehat bagi wanita-wanita yang belum mengetahui tentang ilmu berumah tangga. Karena kadang, wanita yang sudah pahampun, masih suka melakukan sifat “kufur” pada suami.

“Saya melihat kebanyakan penghuni neraka adalah kaum wanita.” Para sahabat bertanya, “Mengapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mereka mengingkari keluarga dan kebaikan-kebaikan suami. Jika sekiranya engkau berbuat baik kepadanya, lalu ia melihat sedikit kekurangan darimu, maka ia berkata: ‘Saya tidak melihat suatu kebaikan darimu sama sekali’.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)

Wahai saudariku, pahamilah apalagi yang kau cari…

“Jika seorang wanita menjaga shalat lima waktu, berpuasa pada bulannya, menjaga kehormatannya dan menaati suaminya, niscaya dia masuk surga dari pintu mana saja yang dia inginkan.”(HR. Ahmad)

Kami berharap, kita sama-sama dapat mengintropeksi diri. Menanti dengan sabar seseorang yang begitu baik agamanya dengan cara memperbaiki agama kita terlebih dahulu. Sibukkan diri dengan menuntut ilmu.

Maka, sampai saatnya kita menutup mata nanti , menutup mata dengan keridhaan suami pada kita.

Apalagi yang kita cari?

Bahkan surgapun menunggu kita untuk menjadi bidadari di dalamnya…

Sumber : http://www.facebook.com/?ref=home#!/profile.php?id=100000092702108&sk=info

penyemangat hidupku...


Sahabatku adalah tetesan embun pagi
yang jatuh membasahi kegersangan hati

hingga mampu menyuburkan seluruh taman sanubari
dalam kesejukan.....

Sahabatku adalah bintang gemintang malam di angkasa raya
yang menemani kesendirian rembulan yang berduka
hingga mampu menerangi gulita semesta
dalam kebersamaan.....

Sahabatku adalah pohon rindang dengan seribu dahan
yang memayungi dari terik matahari yang tak tertahankan
hingga mampu memberikan keteduhan
dalam kedamaian.....

Sahabatku adalah kumpulan mata air dari telaga suci
yang jernih mengalir tiada henti
hingga mampu menghapuskan rasa dahaga diri
dalam kesegaran....

Sahabatku adalah derasnya hujan yang turun
yang menyirami setiap jengkal bumi yang berdebu menahun
hingga mampu membersihkan mahkota bunga dan dedaun
dalam kesucian....

Sahabatku adalah untaian intan permata
yang berkilau indah sebagai anugerah tiada tara
hingga mampu menebar pesona jiwa
dalam keindahan.......


About this blog

Mengenai Saya

Foto saya
tanyakan pada orng disamping saya.. :)

Frenz

listen quran

Kalender